Telecomputing
TELECOMMUTING
A.
Definisi dan Gambaran umum Telecommuting.
Telecommuting atau Telework adalah model atau perjanjian kerja di mana karyawan
memperoleh fleksibilitas bekerja dalam hal tempat dan waktu kerja dengan
bantuan teknologi telekomunikasi. Sehingga "Telecommuting"
mengacu pada tata kerja atau gaya kerja di mana karyawan tidak teratur karyanya
off-site, atau bisa dikatakan karyawan bekerja di luar kantor utama.
Telecommuters biasanya bekerja dari rumah satu hari atau lebih seminggu dan
berkomunikasi dengan menggunakan telepon kantor dan melalui Internet. Jadi
karyawan dalam bekerja tidak usah pergi kekantor utama. Mereka bisa bekerja
dirumahnya masing – masing dan apabila terjadi kesulitan atau hambatan –
hambatan bisa melakukan komunikasi lewat internt saja. Telecommuting adalah
jenis pengaturan kerja yang fleksibel, yang dapat mencakup non-tradisional
setup seperti jadwal yang fleksibel. Istilah bagaimanapun, tidak menggambarkan
situasi di mana karyawan kadang-kadang membawa pulang pekerjaan mereka atau di
mana pekerjaan yang melibatkan karyawan banyak off-tempat kerja atau berpergian
(misalnya, penjualan).
Dengan kata lain, kegiatan bepergian
ke kantor atau tempat kerja digantikan dengan hubungan telekomunikasi saja. Dengan sistem ini, banyak karyawan yang pada
akhirnya bekerja di rumah, sementara lainnya, yang lazim disebut pekerja
nomaden (nomad workers) atau web commuters menggunakan teknologi komunikasi untuk bekerja dari kafe atau tempat lain yang nyaman bagi
mereka. Jadi mereka bisa menyelesaikan pekerjaannya dimanapun mereka mau. Telework di sisi, merupakan istilah
yang bermakna lebih luas lagi. Telework
merujuk pada penggantian segala bentuk teknologi telekomunikasi yang terkait
dengan pekerjaan yang perlu bepergian, dan pada akhirnya mengurangi hambatan jarak dengan telecommuting. Seseorang yang ber-telecommuting biasa disebut
dengan “telecommuter”. Motto yang sering didengungkan oleh para telecommuter adalah “pekerjaan adalah sesuatu yang kita lakukan,
dan bukan tujuan bepergian. Jadi meskipun mereka berpergian akan tetapi mereka
juga mempunyai tanggung jawab besar untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik
dan tepat waktu.
Agar telecommuting dapat berjalan dengan baik, diperlukan gaya manajemen yang baik, yang didasarkan pada hasil yang mereka ciptakan,
bukan pengamatan yang mendetil dari masing-masing karyawan secara individual. Hal ini menunjuk pada manajemen berbasis
tujuan (management by objectives) yang bertolak belakang dengan manajemen
berbasis observasi (management by observation). Istilah telecommuting dan telework
sendiri mulai berkembang pada tahun 1973. Penggagasnya bernama Jack Nilles.
Mengingat sekarang ini luas dunia
semakin sempit, banyak wilayah – wilayah yang sudah berdiri bangunan – bangunan
sehingga menimbulkan kemacetan karena juga pertumbuhan penduduk semakin cepat
dan alat transportasi juga semakin meninggat penggunanya maka telecomputing
bisa terjadi. Misalnya saja di negara kita sendiri, ibukota negara Indonesia
yaitu Jakarta sudah padat sekali jumlah penduduknya banyak sisana sini berdiri
bangunan – bangunan besar. Setiap pagi pada waktu karyawan akan bekerja menuju
ke kantornya pasti kejadian macet tidak bisa dihindari lagi. Pada waktu sore
hari pun ketika karyawan akan pulang pergi kerumahnya masing – masing setelah
bekerja kemacetan juga tidak bisa dihindari lagi. Untuk efisiensi waktu yang
terbuang karena menunggu kemacetan maka telecommuting perlu diterapkan. Karena
karyawan – karyawan bisa menyelesaikan pekerjaannya di rumahnya masing –
masing. Bahkan bisa dilakukan ketika mereka sedang berpergian. Jika pekerjaanya
mereka sudah selesai maka hasilnya bisa dikirim ke kantor utamnya melalui
jaringan internet.
Selain itu pula perusahaan tidak
perlu membangun kantornya yang cukup besar untuk tempat karyawan – karyawannya.
Karena kariyawan tidak memerlukan tempat bekerja dikantor, mereka cukup bekerja
dirumahnya saja. Sehingga dengan adanya dan diterapkannya sistem bekerja dengan
telecommuting ini dari segi finansial perusahaan tidak usah mengeluarkan uang
yang cukup besar untuk membangun sebuah kantor utama. Sehingga perusahaan bisa
menghemat dana untuk membangun kantornya. Selain dilihat dari sudut pandang
perusahaan. Apabila dilihat dari sudut pandang karyawan juga mempunya
keuntungan pula yaitu, karyawan bisa menghemat biaya transportasi untuk pergi
ke kantornya. Jadi biaya transportasi bisa ditekan.
B. Penerapan
Telecommuting di Negara Paman Sam.
Menurut data statistik di Amerika Serikat sendiri konon m
satu di dunia,
diperkirakan lebih dari lima puluh juta karyawan (kurang lebih 40% dari keseluruhan populasi dapat bekerja di rumah
mereka masing – masing ,
dan setidaknya untuk beberapa hari dalam seminggu mereka bekerja ). Pada tahun
2008, hanya 2,5 juta karyawan (di luar angka wirausahawan) meraka menganggap
bahwa rumah sebagai tempat utama
melakukan pekerjaan dan bisnisnya. Telecommuter
musiman orang-orang yang bekerja dari tempat yang jauh ( meski tak selalu dari rumah) di Amerika Serikat sendiri hingga tahun 2008 mencapai angka
17,2 juta orang. Hingga kini, sangat sedikit perusahaan yang mempekerjakan sebagian besar karyawannya dari rumah
sehari penuh. Akan tetapi perkecualian
perlu diberikan pada industri call
center yang mempekerjakan ribuan pekerjanya di rumahnya. Jadi bagi
mayoritas karyawan pilihan untuk bekerja di rumah dilihat sebagai sebuah
keuntungan, kendati sebagian besar mereka tidak setiap hari dalam seminggu
melakukannya. Pada tahun 2009, Kantor Manajemen Personil melaporkan
sekitar 102.000 karyawan Federal melakukan telework.
Hingga tiga tahun berikutnya, baik sektor publik maupun swasta, menurut pembuat kebijakan
Teknologi Informasi di Amerika Serikat memprediksi adanya peningkatan telework hingga 65% untuk sektor
publik dan 33% untuk sektor swasta atau privat.
C. Proses Sejarah
Munculnya Telecommuting.
Gagasan telecommuting berawal mula pada berkembangnya teknologi pada era
1970-an awal yang dapat menyambungkan kantor-kantor satelit ke perkotaan dan perumahan dengan dumb terminals dari saluran telepon sebagai jembatan jaringan (network bridge). Penyusutan biaya yang signifikan dan peningkatan
performa serta kegunaan dari komputer pribadi sehingga menyebabkan desentralisasi lebih lanjut, dengan memindahkan kantor ke rumah-rumah.
Maksudnya didalam rumah terdapat sebuah ruangan khusus untuk tempat bekerja
yang mana terhubung dengan kantor utama. Pada tahun 1980 awal, kantor-kantor
cabang dan pekerja rumahan dapat terhubung dengan perusahaan inti dengan
menggunakan komputer pribadi dan emulasi terminal.
Ihwal telework jarak jauh, proses ini difasilitasi oleh groupware, jaringan virtual privat, panggilan konferensi, video conferencing dan VoiceoverIP (VoIP). Akan sangat efisien dan
bermanfaat bagi perusahaan manakala karyawannya diperbolehkan bekerja dengan
jarak jauh. Hal ini membuat perusahaan bisa menekan pengeluaran dan mendapat
pemasukan. Sebagaimana koneksi internet saat ini sudah menjadi sangat jamak di masyarakat, semakin
banyak karyawan memiliki bandwidth yang memadai di rumah untuk
digunakan sebagai sarana penghubung mereka dengan fasilitas intranet kantor dan
jaringan telepon internal.
LAN yang diadopsi mempromosikan
keterbagian sumber daya, dan komputasi server-klien membuat lebih banyak lagi
desentralisasi. Kini, telecommuters
bisa menggunakan laptop bersama mereka untuk bekerja, baik di kantor maupun di
rumah (dan hampir mungkin, di segala tempat). Meroketnya komputasi awan (cloud computing) dan ketersediaan
teknologi Wi-Fi kian mempermudah akses ke server yang jauh melalui kombinasi dari hardware dan software yang bisa digunakan di mana saja.
D. Keuntungan –
keuntungan Telecommuting.
Aplikasi telecommuting menawarkan keuntungan yang besar bagi komunitas, karyawan, dan perusahaan. Bagi komunitas, telecommuting
memungkinkan pengerjaan yang lebih utuh dan penuh (dengan meningkatkan
kemampuan bekerja di lingkungan yang dekat, khususnya bagi mereka para orang
tua yang bekerja di rumah, para penjaga, penyandang cacat, dan penduduk yang
tinggal di tempat yang sangat jauh), mengurangi kemacetan dan kemungkinan
kecelakaan, melegakan lalu lintas, mengurangi jumlah gas rumah kaca (GRK),
menghemat bahan bakar, mengurangi penggunaan energi, memperbaiki kesiapan bencana, dan
mereduksi target terorisme.
Namun, untuk perusahaan telecommuting bisa memperluas dan
mengembangkan bakat karyawan, mengurangi atau menghambat penyebaran penyakit, mereduksi biaya, meningkatkan produktivitas, dan
mengurangi jejak keluaran karbon dan penggunaan energi, serta menawarkan metode yang
terjangkau untuk melaksanakan Americans
with Disabilities Act (ADA) tahun 1990, mengurangi pergantian dan
absensi, memperbaiki moral karyawan, menawarkan kesinambungan operasionalisasi strategi, meningkatkan kemampuan karyawan untuk menangani pekerjaan
melewati batas waktu, dan menguatkan kemampuan adaptasi budaya karyawan.
Pekerja telework tetap dapat
menghemat pengeluaran hingga USD 20.000 per karyawan.
Guna telecommuting bagi individu, antara lain menciptakan
keseimbangan antara bekerja dengan pekerjaan rumah dengan lebih baik,
mengurangi pengeluaran karbon, menekan penggunaan bahan bakar, menciptakan
libur baru dari 15 hingga 25 hari setahun, dan menghemat sekitar USD 4.000
hingga USD 21.000 per tahun untuk keperluan bepergian dalam kepentingan
pekerjaan. Ketika harga bahan bakar diasumsikan rata-rata USD 3 per galon,
karyawan yang rata-rata bekerja 5 hari dalam seminggu menghabiskan sekitar USD
138,8 per bulan hanya untuk biaya bahan bakar. Bilamana 53% dari seluruh
pekerja kerah-putih tersebut bekerja telework selama 2 hari dalam seminggu,
maka secara kolektif mereka melakukan penghematan 9,7 galon bahan bakar dan USD
38,2 milyar setahun.
Telecommuting paruh-waktu dengan pekerjaan yang
tepat (40%) dan keinginan untuk melakukannya (79%) akan menyelamatkan dan
banyak membantu perusahaan, komunitas, dan karyawan lebih dari USD 650 milyar
per tahunnya. Ini merupakan hasil dari peningkatan produktivitas, berkurangnya
pengeluaran kantor, menurunnya absensi dan pergantian, berkurangnya aktivitas
bepergian untuk kepentingan pekerjaan, berkurangnya kebutuhan perbaikan jalan,
konsumsi bahan bakar semakin berkurang dan berbagai penghematan lainnya.
E. Keuntungan
Telecommuting dari Sisi Lingkungan.
Telecommuting di kafe dapat membantu mereduksi
penggunaan bahan bakar.
Telecommuting mulai mendapat perhatian di Amerika
Serikat setelah pada tahun 1996 dikeluarkan amandemen Clean Air Act yang
ditujukan untuk mengurangi karbon dioksida dan perbaikan ozon hingga 25%. Perjanjian tersebut
meminta perusahaan mendorong karyawannya mengurangi penggunaan kendaraan
pribadi, lebih memilih kendaraan umum, mempersingkat hari kerja dalam seminggu,
dan melakukan telecommuting.
Pada tahun 2004, agen-agen negara Federal Amerika Serikat mendorong
implementasi telecommuting.
Akan tetapi, peraturan tersebut terancam sebab agen Federal tak dapat
menyediakan pilihan-pilihan telecommuting
bagi seluruh karyawan.
Jika 40% populasi penduduk Amerika
Serikat memiliki pekerjaan yang dapat dilakukan dengan telecommuting dan mau bekerja di rumah untuk hampir separuh dari
total waktu kerjanya maka:
- Negara dapat menghemat 280.000.000 barel (atau sekitar 45.000.000 m3) bahan bakar minyak (setara dengan 37% impor minyak dari Teluk).
- Lingkungan dapat lebih terjaga dan terselamatkan dengan menarik sekitar 9 juta kendaraan secara permanen dari jalan.
- Potensi energi yang didapat dari penghematan penggunaan bahan bakar jika dijumlahkan akan setara dengan dua kali sediaan energi terbarukan Amerika Serikat saat ini.
F. Kemungkinan Masalah
yang Timbul dari Telecommuting.
- Kekhawatiran terbesar terkait telecommuting adalah ketakutan akan kehilangan kontrol. 75% manajer menyatakan mempercayai karyawannya, namun sepertiganya mengaku perlu melihat kinerja karyawannya untuk memastikan segalanya baik-baik saja.
- Hambatan yang menghambat gagasan telecommuting terus tumbuh adalah ketidak percayaan terhadap karyawan dan ketidak terhubungan personal di antara para karyawan.
- Telecommuting, bagi sebagian orang dilihat sebagai sebuah pelengkap dari bekerja di kantor dan bukan kegiatan utama.
- Masalah keamanan juga perlu diperhatikan ketika mengimplementasikan telecommuting. Pada tahun 2006 terdapat kasus pencurian laptop salah seorang anggota departemen Federal Amerika Serikat. Meski anggota departemen tersebut bukan seorang telecommuter, kasus ini memunculkan kekhawatiran bekerja di luar tempat kerja. Sembilan puluh persen eksekutif menganggap telecommuting sebagai satu konsep yang sangat kurang dalam hal keamanan. Para eksekutif pun mempermasalahkan pekerjaan kecil yang dibawa dan dikerjakan di luar kantor oleh para non-telecommuter karena kurangnya pelatihan, alat, dan teknologi yang mereka miliki.
- Beberapa manajer mungkin melihat telecommuting akan menurunkan performa kerja karyawan di bulan-bulan awal, sebab mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi kerja yang baru. Menurunnya kinerja karyawan saat melakukan telecommuting juga diduga diakibatkan oleh kurang memadainya fasilitas perkantoran di luar kantor. Dapat dikatakan hampir 70 menit setiap harinya di kantor akan dihabiskan dengan gangguan, bolak-balik ke tempat foto kopi, dan gangguan lainnya. Meski demikian, di sisi lain produktivitas telecommuter meningkat. Lebih dari dua pertiga karyawan dilaporkan mengalami peningkatan produktivitas manakala ber-telecommuting. Hasil survey CompTIA terhadap 212 pekerja dari berbagai sektor.
- Manajer lapangan tradisional umumnya tak terbiasa dengan hasil. Hal ini menyebabkan hambatan yang serius bagi perusahaan yang berupaya mengadopsi telecommuting di kantornya. Tanggung jawab dan kompensasi pekerja akan menjadi masalah utama pula. Perusahaan-perusahaan yang akan mengadopsi telecommuting hendaknya memeriksa masalah hukum lokal, isu-isu persatuan, dan hukum wilayah. Telecommuting pun memerlukan pelatihan dan pengembangan yang mencakup evaluasi, simulasi program, pertemuan tim, materi tertulis, dan forum. Pembagian informasi harus diselaraskan dengan kantor virtual dan proses penyelesaian konflik harus dikembangkan. Dukungan operasional dan administratif perlu didesain ulang untuk mendukung lingkungan kantor virtual. Fasilitas-fasilitas pun perlu ditinjau dan dikoordinasikan dengan baik. Kesimpulan manajer untuk mengimplementasikan telecommuting pada organisasi adalah untuk menerapkan pendekatan yang bertujuan “mengevaluasi, mengedukasi, mengorganisasi, dan menginformasi para karyawan”.
- Bekerja secara telecommuting juga dapat berdampak negatif pada karir seseorang. Survei terkini terhadap 1.300 eksekutif di 71 negara mengindikasikan gagasan telecommuting tidak terlalu didukung. Karyawan yang lebih sering bekerja dengan telecommuting akan kurang dipromosikan dalam pekerjaaannya. Perusahaan tidak akan mempromosikan seseorang hingga seseorang tersebut secara konstan terlihat dan dapat diukur performanya.
G. Manfaat Telecommuting.
1.
Menghemat
Energi.
Meskipun pemanfaatan energi akan terus tumbuh seiring dengan ekspansi industri kami dan meningkatkan standar hidup kita, efisiensi penggunaan energi akan selalu menjadi penting. Dengan telecommuting bekerja daripada menggunakan metode yang lebih konvensional, ada potensi besar untuk menghemat energi. Tiga bidang utama di mana energi dapat dilestarikan adalah:
- Kendaraan yang berhubungan dengan bahan dan sumber daya.
- Jalan-terkait bahan dan sumber daya, dan
- Kantor yang berhubungan dengan bahan dan sumber daya.
Sejumlah
besar energi yang dibutuhkan untuk memproduksi peralatan transportasi seperti
mobil, bus, kereta api dan pesawat jet. Jika telecommuting dipromosikan, akan
ada penggunaan kurang dari peralatan ini dan lebih sedikit energi akan
diperlukan untuk produksi, pemeliharaan dan perbaikan peralatan ini. Fuel
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan ini akan berkurang,
serta Bangunan dan perbaikan jalan raya dan pemeliharaan membutuhkan konsumsi
besar energi, tidak hanya dalam operasi konstruksi jalan raya dan peralatan
perbaikan, tetapi juga dalam pembuatan dan transportasi dari diperlukan bahan.
Peningkatan persentase orang telecommuting bekerja akan mengurangi kebutuhan
untuk jalan raya diperluas dan pemeliharaan jalan terkait. Dua yang pertama
bidang yang terkait dengan mendapatkan untuk bekerja. Setelah seseorang tiba di
tempat kerja di lokasi kantor pusat, ia merupakan satu konsumen energi, sering
kali diperbesar berkali-kali apa yang akan diperlukan di rumah. Bangunan kantor
telah pemanasan, pendinginan dan pencahayaan kebutuhan, dan bahan-bahan untuk
membangun dan memeliharanya membutuhkan energi dalam produksi dan transportasi.
Bekerja dari rumah memerlukan tuntutan tambahan hanya sederhana pada energi
untuk kebutuhan pemanasan, pendinginan dan pencahayaan, dan membuat penggunaan
efektif ruang bangunan dan fasilitas yang ada.
2. Melindungi Lingkungan.
Dengan
mengurangi kebutuhan penggunaan lahan untuk perluasan jalan raya dan dengan
mengurangi bergerak lambat emisi mobil. Jalan raya dan tempat parkir terus
mengkonsumsi sejumlah besar luas permukaan tanah kami. Jika persentase lebih
besar dari orang telecommuted untuk bekerja, jalan raya yang ada dapat
dikurangi dalam banyak ukuran dan parkir dapat dikonversi ke taman. Salah satu
sumber terbesar dari polusi mobil. Hal ini terutama berlaku bergerak lambat
mobil yang sering ada dalam berat, jam sibuk lalu lintas padat. Tentu saja,
salah satu solusi untuk masalah ini adalah meningkatkan ukuran dan jumlah jalan
kita, namun solusi yang lebih baik adalah untuk mendorong orang-orang yang bisa
untuk telecommute, jadi kita tidak perlu tambahan jalan raya, tempat parkir,
dan bandar udara di masa depan. Dan, ketika kita melakukan memilih untuk
mengendarai mobil kami, maka akan di udara segar, di jalan-jalan kurang ramai,
ketika kita tidak terburu-buru untuk mendapatkan suatu tempat.
3. Meningkatkan Keamanan
Dengan mengurangi penggunaan jalan raya oleh orang-orang bergegas
untuk pergi bekerja. Ada ribuan terkait lalu lintas kematian setiap tahun dan
ribuan lebih banyak orang terluka parah berusaha untuk pergi bekerja. Selain
itu ada properti kerugian besar terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang
terjadi ketika orang-orang mengambil risiko untuk membuat mad dash dari rumah
ke kantor. Sering kali orang telah membuat perjalanan begitu sering bahwa
mereka tidak benar-benar waspada, sering jatuh tertidur dan sering menjadi
tidak sabar dengan jambs lalu lintas dan wisatawan lambat. Semakin banyak orang
menjadi frustrasi oleh desakan bahwa mereka datang ke kantor setiap hari,
padahal sebenarnya sebagian besar, jika tidak semua pekerjaan mereka dapat
dicapai dari rumah mereka atau situs yang lebih dekat ke rumah mereka.
4. Meningkatkan Kesehatan.
Dengan
mengurangi stres berkaitan dengan kompromi dibuat antara Keluarga dan
Pekerjaan. Stres yang terkait dengan Komuter bolak-balik untuk bekerja jauh
dari rumah itu nyata, dan telecommuting menawarkan kesempatan baru bagi para
pekerja untuk menemukan kembali kegembiraan bekerja dari rumah mereka. Ini
adalah penemuan kembali, karena berabad-abad yang lalu itu biasa bagi
"industri rumahan" untuk eksis di mana pekerjaan diproduksi di rumah
orang, sering kali menggabungkan bakat dari seluruh keluarga dalam memproduksi
produk. Dengan teknologi telekomunikasi canggih segmen besar pekerja kami dapat
kembali ke mode ini "bekerja-di-rumah" tidak mengorbankan
produktivitas baik hidup keluarga mereka atau produktivitas Job mereka.
5. Memungkinkan jarak dekat dengan dan keterlibatan dengan keluarga.
Bekerja
di rumah orang menawarkan kesempatan yang lebih besar untuk berbagi waktu yang
berkualitas dengan anggota keluarga, untuk mempromosikan nilai-nilai keluarga
dan mengembangkan hubungan keluarga yang lebih kuat dan persatuan. Juga, waktu
yang diselamatkan melalui telecommuting bisa menghabiskan waktu dengan anggota
keluarga secara konstruktif dengan cara yang mempromosikan dan mendorong
penyelesaian masalah keluarga. Kekuatan masyarakat berasal dari kekuatan individu
dan kekuatan individu yang sering kali berasal dari kekuatan keluarga mereka.
6. Memungkinkan kedekatan dengan keluarga.
Ada berbagai skenario yang merupakan apa yang
terbaik bagi setiap individu tertentu atau keluarga tertentu. Namun, sering
kali orang dipaksa untuk meninggalkan sebuah komunitas di mana mereka tumbuh
dan memiliki keluarga besar orang tua, kakek-nenek, saudara-saudara, bibi dan
paman dan segala macam hubungan keluarga. Lama untuk kesempatan untuk kembali
"rumah" di mana mereka bisa menghabiskan hidup mereka dengan
teman-teman lama dan keluarga Banyak orang. Meskipun hal ini tidak berlaku
untuk sebagian orang, ada sejumlah besar orang yang berdiri untuk meningkatkan
kualitas hidup melalui fleksibilitas yang menawarkan telecommuting. Melalui
telecommuting, seseorang dapat bekerja untuk sebuah perusahaan di salah satu
bagian dari dunia, ketika tinggal di negara lain.
7. Memungkinkan pemilihan tempat kerja terpencil yang saling diterima oleh semua anggota keluarga.
Memungkinkan pasangan kesempatan untuk mengejar karirnya. Berapa kali
Anda melihat situasi di mana suami atau istri memiliki kesempatan kerja di kota
lain dan harus memilih antara peluang baru dan tidak ada kesempatan, karena
pasangan mereka tidak ingin atau tidak dapat mengubah pekerjaan? Jika orang
baik bisa telecommute, keputusan jauh lebih mudah, memungkinkan untuk hubungan
yang lebih menyenangkan dan mengurangi stres potensial dan kemungkinan pecahnya
hubungan.
8. Memungkinkan kebebasan karyawan.
Uuntuk
memilih lingkungan yang lebih cocok dari sudut pandang sosial dan ekonomi dan
untuk tinggal di daerah dengan orang-orang dari minat yang sama. Untuk pasangan
serta single, orang-orang yang bisa telecommute tidak perlu berhenti dari
pekerjaan mereka dan bergerak, ketika mereka menentukan mereka tidak kompatibel
dengan kota mereka tinggal masuk ini sering terjadi, menyusul perceraian atau
ketika satu orang menemukan sebuah ketidakcocokan dengan daerah sekitarnya nya
bisnis pengusaha. Telecommuting memberi karyawan kebebasan untuk mencari tempat
lain untuk tinggal, di mana ia dapat merasa nyaman baik dari sosial, serta
sudut pandang ekonomi dan hidup orang dekat yang memiliki kepentingan bersama.
Semua ini, namun tetap setia dan produktif bagi majikan mereka.
9. Meningkatkan Produktivitas.
Waktu disimpan dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitas. Banyak waktu yang dihabiskan untuk
kegiatan yang tidak perlu oleh orang-orang yang bepergian bolak-balik untuk
bekerja dengan cara konvensional. Waktu yang terbuang dari satu menit bangun
untuk pergi bekerja sampai satu menit pergi ke tempat tidur setelah kembali
dari bekerja. Dengan telecommuting, tidak ada lagi yang perlu selalu
mempersiapkan untuk perjalanan dan untuk menjadi "rapi". Satu dapat
pergi bekerja hanya dengan melempar pada jubah dan sandal, meraih secangkir
kopi dan duduk untuk terminal. Anda tidak lagi khawatir jika mobil akan mulai,
jika pakaian Anda rapi, atau jika Anda dipersiapkan dengan sempurna. Itu
mungkin masih penting bagi Anda, tetapi tidak lagi harus. Dan Anda tidak lagi
terganggu oleh semua obrolan kosong yang pasti terjadi di tempat kerja pusat -
beberapa di antaranya berguna untuk pekerjaan Anda, tapi banyak itu hanya
membuang-buang waktu dan gangguan abadi. (Sekarang Anda dapat tetap up pada
rumor terbaru pada kenyamanan Anda menggunakan surat elektronik.) Untuk orang
dengan masalah kesehatan atau orang cacat, bekerja dari rumah mungkin
menawarkan beberapa peluang menghibur dan produktif, juga.
10. Mengurangi jumlah orang "pekerjaan hopping".
Penurunan persyaratan pelatihan. Banyak orang pekerjaan hop setiap
tahun, dan banyak dari "pekerjaan melompat" karena orang ingin pindah
ke lokasi baru. Mereka menikmati pekerjaan mereka, dan mereka akan terus
bekerja untuk majikan mereka saat ini, tetapi mereka tidak suka lokasi mereka
saat ini. Jika orang bisa bergerak tanpa kehilangan pekerjaan mereka, karena
mereka bisa telecommute, jumlah pelatihan ulang akan berkurang secara
substansial. Hal ini akan meningkatkan produktivitas karyawan secara keseluruhan
sambil menjaga karyawan yang loyal dan produktif di papan.
Sepuluh Keuntungan utama untuk telecommuting telah dipaparkan. Sebagai salah satu contoh spesifik tentang bagaimana telecommuting berkaitan dengan beberapa masalah Energi, Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan baru saja kita paparkan, mempertimbangkan kekhawatiran baru-baru ini dan berkembang mengenai perluasan sistem jalan raya kami untuk mengakomodasi peningkatan penggunaan, khususnya di dekat pusat-pusat populasi. Untuk mengatasi masalah ini, akan lebih bijaksana untuk hati-hati mempertimbangkan "telecommuting" sebagai elemen yang layak dari setiap rencana masa depan untuk melestarikan dan melindungi lingkungan kita dari perambahan dan polusi yang disebabkan oleh ekspansi jalan raya.
Beberapa orang mengusulkan bahwa "Moratorium Paving" akan dipanggil untuk membatasi ekspansi dan perluasan jalan raya di seluruh negeri. Jika moratorium paving terbatas untuk menghentikan perluasan jalan raya yang ada, yang akan masuk akal. Jika ditafsirkan sebagai menghentikan penciptaan jalan raya baru yang akan memungkinkan orang untuk mengakses rumah baru di negara atau mengeksplorasi bagian-bagian terpencil dunia ini indah, yang akan tidak masuk akal. Masalah sebenarnya dengan penggunaan jalan raya terletak pada kenyataan bahwa sejumlah besar orang bepergian bolak-balik untuk bekerja yang tidak perlu. Seperti disebutkan sebelumnya, energi yang terbuang oleh penggunaan yang tidak perlu bahan untuk konstruksi mobil yang tidak diperlukan dan perluasan jalan raya.
Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh emisi mobil dan konsumsi tanah oleh jalan raya membesar dan daerah meningkat untuk parkir. Ada sayangnya sangat membuang waktu, uang dan kehidupan manusia dalam proses. Ini adalah area yang sangat penting bagi, lingkungan kita keamanan energi, dan kesehatan, dan solusi untuk transportasi komuter harus hati-hati diperiksa. Dapatkah Anda benar-benar percaya bahwa Anda dapat menghentikan orang dari memperbesar atau paving jalan raya dan dengan demikian membuat dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan? Salah satu kebutuhan untuk memeriksa akar penyebab untuk ekspansi besar-besaran sistem jalan raya dan pelebaran jalan raya. Salah satu alasan yang sering diberikan untuk perluasan jalan raya adalah bahwa orang perlu untuk pergi bekerja. Tapi apakah mereka?
Mungkin kita harus menguji anggapan bahwa orang perlu untuk pergi bekerja. Berapa persentase orang benar-benar bisa tinggal di rumah dan menggunakan telecommuting untuk secara efektif menyelesaikan pekerjaan mereka? Komuter untuk bekerja tampaknya menjadi elemen utama dari kebutuhan transportasi dan akar penyebab untuk mendorong untuk memperluas jalan raya. Mungkin upaya harus dikeluarkan untuk mendorong lebih banyak orang untuk telecommute menggunakan komputer dan modem ketimbang mobil, minyak bumi dan ruang jalan raya. Upaya yang akan memperbaiki lingkungan kita dan sekaligus membantu banyak orang yang menderita rasa sakit dan kadang-kadang kematian lalu lintas jam sibuk. Dalam transportasi masa lalu belum dianggap sebagai masalah lingkungan. Fokus dari sebagian besar lingkungan telah dinodai burung hantu, lahan basah, hutan pertumbuhan tua, dll mobil ini dan semua sistem yang diperlukan untuk mendukung hal itu telah diambil untuk diberikan oleh lingkungan. Bahkan, banyak lingkungan sangat bergantung pada mobil mereka untuk mendapatkan mereka kembali dan sebagainya untuk bekerja.
Mobil harus digunakan terutama untuk kegiatan yang tidak dapat dilakukan dengan mudah oleh "telecommuting", misalnya mengemudi ke pegunungan untuk backpacking dengan keluarga dan teman-teman, bepergian ke sungai atau danau untuk memancing dan berenang, mengambil tur wisata keluarga, atau pergi keluar untuk beberapa menyenangkan keluarga dan hiburan. Mobil, bus atau kereta api mungkin tidak diperlukan di masa depan pekerja bergerak lelah bolak-balik ke kantor di mana satu rutin duduk di depan komputer dan melakukan simulasi, pengolah kata, entri data, pelaporan dan banyak tugas-tugas seperti lainnya.
Memang, tidak semua orang bisa telecommute, dan tidak akan setiap orang ingin, tapi banyak, banyak orang bisa dan akan, sekarang, jika insentif yang ada. Dan banyak lagi yang bisa dan akan, di masa depan, ketika telecommuting dipromosikan dan difasilitasi untuk tingkat bahwa perluasan jalan raya. Kita harus meningkatkan pemandangan kami lebih lanjut dan bertanya kepada diri sendiri apa yang sebenarnya menyebabkan kita untuk menggunakan mobil begitu banyak dan apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan berlebihan dan tidak perlu. Artifisial memaksakan larangan konstruksi jalan raya tidak akan menyelesaikan masalah, itu hanya akan menggagalkan banyak orang yang ingin melakukan perjalanan. Sebaliknya, mungkin lebih baik untuk mempromosikan telecommuting, dengan mendorong pengusaha untuk menawarkan insentif bagi telecommuters dan dengan membawa ini menjadi perhatian pemerintah daerah dan nasional. Semua pengusaha harus didorong untuk mendukung "telecommuting", yang sangat baik untuk lingkungan kita.
Kami tidak perlu keterlibatan yang luas oleh pemerintah. Namun, perhatian pemerintah daerah dan nasional mungkin diperlukan dalam rangka mengingatkan mereka untuk fakta bahwa kita tidak mungkin benar-benar membutuhkan sistem jalan raya besar, dan bahwa pajak dolar dihabiskan dengan cara yang mungkin boros. Lingkungan menjadi bagian dari "naluri bisnis" dari semua organisasi, publik dan swasta. Konservasi sumber daya yang dapat diperoleh dari telecommuting yang cukup signifikan untuk menangkap perhatian manajemen, sekarang. Tetapi manfaat lingkungan telecommuting hanya bagian dari persamaan. Konservasi energi, meningkatkan nilai-nilai keluarga dan komponen lainnya juga terlibat. Komponen-komponen ini, ditambah dengan masalah lingkungan pada akhirnya akan lebih besar daripada kekhawatiran bahwa beberapa pengusaha telah mengenai workstation terpencil dan telecommputing.
Kami berada di ambang era baru telekomunikasi yang akan berdampak hidup kita dan bagaimana kita bekerja dan bagaimana kita menjadi produktif dalam abad ke-21. Telecommuting mungkin terbukti menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kehidupan kita dan meningkatkan produktivitas kami pada frontier baru ini dan strategi kami harus menemukan cara sebagai Laboratorium Nasional untuk meningkatkan kemampuan untuk telecommuters masa depan.
H.
Penerapan Telecommputing di Indonesia.
Beberapa studi mengenai penerapan
telecommuting menunjukkan hasil positif dimana telecommuting mampu meningkatkan
kualitas kerja. Telecommuting adalah pengaturan kerja dimana karyawan tidak
perlu bekerja terpusat di kantor semata. Dalam hal ini, dimungkinkan pula
karyawan bekerja dari rumah ataupun tempat-tempat lain tanpa harus ke kantor.
Manfaat telecommuting antara lain mengurangi biaya transportasi karena tidak
perlu pergi ke kantor, mengurangi kemacetan jalan, sekaligus mampu meningkatkan
working life balance.
Menurut hasil penelitian Harington
dan Santiago (2006) pada tingkat yang nilai-nilai hirarkis dan rasional lebih
tinggi dikaitkan dengan tingkat kualitas kehidupan kerja dan kurang isolasi
profesional di antara telecommuters, menunjukkan bahwa prosedur dan
tujuan-pengaturan kejelasan menambah dan kepercayaan terhadap lingkungan telecommuting.
Implementasi telecommuting juga
sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat itu sendiri. Lalu timbulah
pertanyaan, mungkinkah telecommuting dapat diimplementasikan secara optimal di
Indonesia, melihat realita bahwasannya
masyarakat Indonesia masih kuat menganut budaya kerja sama dan gotong royong
dan lebih mengutamakan komunikasi secara langsung (face to face).
Bagi orang Indonesia, bekerja dari
rumah atau tempat lain diluar kantor masih sulit dilakukan. Hal ini selain
disebabkan karena belum menjadi kebiasaan, budaya selama ini bahwa bekerja
haruslah di kantor dan berinteraksi secara langsung dengan kolega kerja dan
atasan. Proses pengambilan keputusan juga mayoritas dilakukan secara kolektif.
Sehingga ketika melakukan telecommuting dimana diharuskan mengambil keputusan
individual secara cepat, kemungkinan akan mengalami kesulitan.
Selain itu, secara umum manajer kurang memiliki kepercayaan terhadap
bawahannya. Mereka lebih puas kalau melihat proses kerja secara langsung. Hal
ini dikarenakan kebanyakan manajer belum dapat menerapkan management by
objective secara utuh, entah itu dikarenakan sifat atau jenis pekerjaannya atau
karena faktor individual.
.
Pada
akhirnya kami berkesimpulan bahwa untuk dapat mengimplementasikan telecommuting
di Indonesia butuh kesiapan prosedur dan proses pengukuran yang tepat.Selain
itu diperlukan pula peranan Manajer untuk memastikan prosedur dan tindakan
berbasis hasil (management by objective)
guna membantu telecommuter dan menumbuhkan saling pengertian.
Komentar
Posting Komentar